ANALISIS APBD PROVINSI BALI (Studi Kasus : Kota Denpasar Tahun 2012)
PENDAHULUAN
Dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bali khususnya di Kota
Denpasar, penerimaan yang berasal dari pajak, pendapatan asli daerah (PAD),
dana transfer dari pemerintah pusat, dan pendapatan daerah lain yang sah
diperlukan untuk mendukungpeningkatan pelayanan publik dan keberlangsungan
pembangunan di daerah. Semua pendapatan dan belanja tersebut disajikan dan
disahkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
Nilai penerimaan dan realisasi belanja
pemerintah daerah yang tercermin di APBD, sepatutnya diawasi dengan memadai.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka menjawab berbagai pertanyaan terkait ada
tidaknya transparansi dan akuntabilitaspengelolaan penggunaan dana APBD. Selain
itu, pengawasan diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya konsekuensi logis
alokasi belanja pemerintah daerah terhadap peningkatan perekonomian daerah,
pelayanan publik dan kesejahteraanmasyarakat, seperti adanya peningkatan kualitas
pendidikan, kesehatan, penurunan jumlah penduduk miskin dan peningkatan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB).
PROSES PERENCANAAN ANGGARAN
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Denpasar diarahkan untuk mengentaskan orang
miskin, menekan pengangguran dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Penekanan
penyusunan APBD tahun ini sebagai tanggung jawab pemkot untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Selain itu, dana APBD tersebut untuk pembangunan tata
kelola pemerintahan yang baik yang dapat meningkatkan efektivitas serta sinergi
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam bidang pendidikan pemkot
berkomitmen untuk meningktakan pendidikan yang berkualitas, yaitu melalui
anggaran skala prioritas.
PAD
Kota Denpasar telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap APBD
sebesar 32 persen. Dengan kondisi kontribusi PAD sebesar tersebut, maka PAD
oleh pemerintah pusat digolongkan dalam katagori Klasifikasi tinggi atau
rata-rata lebih tinggi dari rata-rata PAD secara nasional. Tentu sangat
menggembirakan, namun senantiasa mengarahkan setiap program pembangunan
kepentingan masyarakat secara luas, seperti perbaikan infrastruktur, penguatan
struktur ekonomi masyarakat serta program lainnya yang prorakyat.
IMPLEMENTASI APBD : KEBIJAKAN PUBLIK DAN PATOLOGI
ANGGARAN
Ø Implementasi APBD
Dalam kurun waktu empat tahun (2009-2012), APBD Provinsi Bali terus
merangkak naik. Tahun 2009 sebesar Rp. 1,66 trilyun lebih, 2010 meningkat menjadi Rp. 1,94
trilyun lebih, 2011 sebesar Rp. 2,4
trilyun lebih dan pada tahun 2012 ditetapkan sebesar Rp. 3,249 trilyun
lebih. Diungkapkan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali Drs. I Ketut
Teneng,SP,M.Si, Diuraikan Ketut Teneng, jumlah bantuan untuk desa pakraman pun
mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009
hingga 2010, Pemprov mengucurkan tunjangan sebesar Rp.150 ribu/bulan bagi
bendesa pakraman yang tersebar di sembilan kabupaten/kota. Pada tahun 2011
hingga 2012 tunjangan ditingkatkan menjadi Rp. 250 ribu/bulan. Ketut Teneng
berharap, tunjangan tersebut jangan dilihat dari besarannya, tapi hal ini
merupakan wujud perhatian Pemprov terhadap tugas para bendesa.
Pemprov Bali menggelontor dana sebesar Rp. 336 juta untuk Kota
Denpasar. Menurut Ketut Teneng, delapan
program unggulan yang menjadi prioritas Gubernur Mangku Pastika antara lain Penanggulangan Kemiskinan dan
Pengurangan Pengangguran, Peningkatan Akses dan Mutu Layanan Pendidikan dan
Kesehatan, Peningkatan Daya Saing, Pertanian, Industri Kecil, Pariwisata,UMKM,
Peningkatan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pelestarian Budaya, Peningkatan
Ketentraman dan Ketertiban, Pengelolaan Bencana sertaPengamanan Terpadu
Berstandar Internasional, Peningkatan PembangunanInfrastruktur Wilayah dan
Peningkatan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola. Delapan program unggulan
tersebut diaktualisasikan melalui sejumlah kegiatan antara lain JKBM, Bedah
Rumah, Simantri, Jamkrida Bali Mandara, beasiswa bagi siswa berprestasi dari
keluarga miskin, bursa kerja online dan program Bali Green Province.Untuk
bidang kesehatan, dari tahun ke tahun anggaran yang dikeluarkan Pemprov Bali
juga terus meningkat. Berbagai program di bidang kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan dejarat kesehatan masyarakat. Tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp.
26,26 milyar yang antara lain dimanfaatkan untuk peningkatan sarana dan
prasarana kesehatan. Tahun 2010 anggaran
untukprogram kesehatan naik menjadi Rp.144,52 milyar dan tahun 2011 sebesar
Rp.190,26 milyar. Mulai tahun 2010 Pemprov Bali mulai melaksanakan
programJaminan Kesehatan Bali Mandara yang dananya share dengan
kabupaten/kotase-Bali.
Pada tahun ini, Pemprov Bali menaikkan alokasi anggaran untuk
JKBMsebesar Rp. 25 miliar. “Tahun ini naik Rp.25 miliar, dari tahun
sebelumnyasebesar Rp.179,25 miliar,” katanya. Dengan demikian, pada 2012 total
dana yang dialokasikan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara
cuma-Cumakepada masyarakat pada sembilan kabupaten/kota melalui program JKBMmenjadi Rp. 204,25
miliar. Selain Program JKBM, Pemprov Bali punmengucurkan bantuan untuk peningkatan
Puskesmas dan RSUD di Bali. Hinggatahun 2012 ini, Pemprov Bali telah
mengucurkan dana Rp. 3,6 milyar lebihuntuk Kabupaten Bangli, Rp. 6,056 milyar
lebih untuk Buleleng, Rp. 2,5milyar untuk Klungkung, Rp. 5,2 milyar untuk
Karangasem, Rp. 2,2 milyaruntuk Denpasar, dan Rp. 1 milyar untuk Kabupaten
Jembrana. Selain bantuandalam bentuk infrastuktur dan alat kesehatan, Pemprov
Bali juga memberikanbantuan tenaga kesehatan.
Sementara untuk program bedah rumah , hingga akhir tahun 2011 telah
berhasil dituntaskan perbaikan 2.461 rumah tak layak huni. Ditambah
denganpartisipasi pihak ketiga melalui program CSR sebanyak 493 unit
rumah,totalnya mencapai 2.954 unit. Melanjutkan program tersebut, tahun
2012Pemprov Bali mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki 1.550 unit rumah
taklayak huni.Dalam bidang pendidikan, Pemprov Bali merealisasikan dana Rp.
293,41 milyar pada tahun 2009, Rp. 252,34 milyar pada tahun 2010 dan Rp. 258,89
milyar pada tahun 2011. Sementara untuk tahun anggaran 2012, Pemprov Bali
mengalokasikan anggaran Rp. 341,7 milyar. [1]
Ø Patologi
provinsi Bali yang terjadi pada tahun 2009-2011
Kasus penyalahgunaan dana ADD oleh perbekel(kepala desa) kalianget.Korupsi
Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Kalianget Kecamatan Seririt. Putu santika yang
menjadi tersangka kasus tersebut yang dulu menjabat selaku perbekel desa
kalianget.. Kasus korupsi ADD di Desa Kalianget itu terjadi pada tahun anggaran
2009-2011. ADD yang disalurkan melalui APBD Buleleng itu diduga disalahgunakan
dan tidak sesuai dengan peruntukannya. Sebagian dana ADD itu juga diduga
dipinjam oleh perbekelnya sendiri untuk kepentingan pribadi. Sehingga dalam
kasus itu diperkirakan menimbulkan kerugian negera sekitar Rp 80 juta hingga Rp
90 juta.[2]
MONITORING EVALUASI APBD
DPRD
melakukan pengawasan dalam rangka menciptakan pemerintahan yang bersih,
sebagaimana fungsi pengawasan yang sesungguhnya agar Pemerintah Daerah dapat
mewujudkan pemerintahan yang baik termasuk dalam pelaksanaan Peraturan Kepala
Daerah tentang APBD. Peraturan Walikota No 44 tahun 2011 tentang penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Denpasar dibentuk karena mengingat
strategisnya keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang APBD, dan
Pengawasan oleh DPRD Kota Denpasar terhadap Peraturan Daerah Kota Denpasar tentang
penjabaran APBD berbentuk pengawasan Politik Kebijakan.
Pemerintah
Daerah yang terdiri dari Kepala Daerah beserta perangkat daerahnya didudukan
dengan fungsi utama sebagai eksekutif atau pelaksana pemerintahan. Sementara
itu, Pada Pasal 41 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ditegaskan bahwa DPRD
memiliki tiga fungsi yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan. Mengenai pengawasan oleh DPRD yang dilaksanakan oleh komisi pada
umumnya dilakukan untuk mereview, mempelajari dan mengevaluasi secara kontinyu
pelaksanaannya.[3]
Monitoring
atau Pengawasan seharusnya dilakukan dengan sungguh-sungguh berdasarkan aturan
yang ada. Agar dapat meminimalisir timbulnya patologi anggaran yang pada
akhirnya bisa menyebabkan defisitnya anggaran APBD. Sementara itu, praktek
korupsi paling sering dilakukan melalui penyusunan APBD dan penyalahgunaan PAD.
Oleh karena itu fungsi Monitoring sudah selayaknya lebih diperhatikan oleh
pemerintah daerah Kota Denpasar itu sendiri. Sebagaimana esensi dari monitoring
adalah pengumpulan informasi secara teratur yang membantu menjawab pertanyaan
mengenai sebuah kebijakan dan membantu menjaga agar kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pemerintahh tetap pada jalurnya. Selain itu juga untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana APBD. Sedangkan esensi
dari evaluasi adalah mengenai apa yang telah dicapai, bagaimana cara
mencapainya dan melakukan perbandingan terhadap dampak nyata yang telah
ditimbulkan selama evaluasi itu sedang berlangsung bahkan ketika evaluasi sudah
selesai dilakukan. Dimana evaluasi sendiri mempunyai sifat formatif dan sumatif. Menurut kami, bentuk
pengawasan yang pantas untuk menghindari suatu patologi anggaran adalah dengan
melakukan pengawasan preventif dan represif yang mana pengawasan tersebut
dilakukan ketika pra audit dan post audit.
Salah
satu isu yang penting untuk disoroti dalam evaluasi APBD Kota Denpasar adalah pajak
daerah. Dikatakan bahwa daerah harus mempunyai wewenang dalam penentuan pajak
daerah untuk mengontrol perdagangan daerah dan penerimaan daerah. Dikatakan
juga bahwa Undang-Undang nomor 22, 25 dan 34 terlalu luas, sementara aturan
pelaksanaanya terlalu sempit. Untuk itu ketentuan tentang pajak daerah tersebut
harus segera ditinjau ulang dan dianjurkan agar pemerintah pusat hati-hati di
dalam menentukan seberapa besar wewenang yang diberikan kepada daerah dalam
menentukan kebijakan pajak daerah tersebut.
KONFLIK DALAM APBD ( Potensi Munculnya Konflik Adat)
Ternyata
tidak sedikit dari serangkaian konflik adat di berbagai daerah terjadi lantaran
dipicu persoalan pembagian jatah tahunan APBD untuk tiap desa Pekraman se-Bali.
Konflik Ketandan-Tegalinggah di Gianyar misalnya. Gara-gara pembagian jatah
penyisihan Pajak Hotel dan Restoran (PHR) yang dianggap tidak adil, perang
saudara pun tumpah, dan merembet ke persoalan-persoalan sensitif lainnya,
seperti perebutan pura, setra, sampai tapal batas. Beberapa gagasan muncul
untuk melakukan penataan ulang terhadap proses pemberian “kue” alias dana segar
ini karena tidak ingin potensi kericuhan
itu terus berkembang. Yang terbaru Pemprov Bali mulai mengkaji kemungkinan
pembagian jatah secara proporsional, tidak lagi disamaratakan untuk semua desa
pekraman se-Bali. Pertimbangannya, selain untuk menghindari konflik, juga untuk
memastikan pemanfaatan dana puluhan miliar itu tepat sasaran.
“Pemberian dana APBD ini memang
hanya ada di Bali, khusus untuk mengembangkan desa pekraman, tak heran,
pembagiannya sering menjadi temuan BPK,” kata Kabag Publikasi dan Dokumentasi
Pemprov Bali, Ketut Teneng, Rabu (27/10) siang tadi. Penyebabnya, imbuh Teneng,
sejumlah desa pekraman tidak memanfaatkan dana tersebut sesuai dengan
peruntukannya.Untuk mengantisipasi kejadian yang berulang-ulang ini, Teneng
mengakui saat ini tengah dikaji pembenahan proses pembagiannya. Yakni dengan
melalui survey di lapangan terhadap proposal yang diajukan tiap desa pekraman.
“Dari dulu memang pakai proposal, tapi sedang dikaji, mulai tahun depan (2011),
proposal yang diajukan akan dikaji, nanti hasilnya akan menentukan besaran
jatah yang akan turun secara proporsional,” bebernya.[4]
Dengan
sistem proporsional tersebuttiap-tiap desa pekraman tidak akan sama pendapatan
jatahnya. Dimana yang membedakan, yakni tingkat kemapanan desa pekraman dan
jumlah penduduk di dalamnya.Tak hanya itu, ada juga desa pekraman yang jumlah
penduduknya sedikit, tapi dapat jatah yang sama dengan desa pekraman yang padat
penduduk. Akibatnya, ketimpangan antar desa pekraman seperti tak ada habisnya. Ada
yang satu desa pekraman terdiri dari dua banjar, ada juga yang satu banjar. Di
sinilah kita akan mengkaji untuk melakukan pembedaan. Saat ini sendiri, jumlah
desa pekraman di seluruh Bali sebanyak 1.741. Dari dana APBD untuk pembinaan,
masing-masing desa pekraman mendapat jatah sebesar Rp55 juta per tahun, dengan
total anggaran mencapai Rp80,9 miliar lebih. Dengan sistem proporsional yang
dimaksud, akan ada desa pekraman yang mendapat lebih, dan ada juga yang
berkurang. Namun kebijakan ini masih dikaji, karena bisa jadi ada penolakan,
karena yang sudah biasa dapat, tiba-tiba berkurang jatahnya, atau bisa-bisa malah
tidak dapat sama sekali.
SUMBER PENERIMAAN TERBESAR / POTENSIAL
Sumber
penerimaan pajak di Provinsi dan Kabupaten/Kota menurut UU No.34 tahun 2000:[5]
PAJAK PROVINSI
|
PAJAK KABUPATEN/KOTA
|
·
Pajak Kendaraan
Bermotor dan Kendaraan di atas air
·
Bea balik nama
kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
·
Pajak bahan bakar
kendaraan bermotor
·
Pajak pengambilan dan
pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan
|
·
Pajak Hotel
·
Pajak Restoran
·
Pajak Hiburan
·
Pajak Reklame
·
Pajak Penerangan
Jalan
·
Pajak Pengambilan
Bahan Galian Golongan C
·
Pajak Parkir
|
Ringkasan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi Bali Tahun 2012
|
|||||||||||||
Uraian / Description
|
Besarnya / Amount
(000 Rp)
|
||||||||||||
(1)
|
(2)
|
||||||||||||
I.
|
Penerimaan Daerah Revenue of Local Government
|
3 633 133 585
|
|||||||||||
1.1.
|
Pendapatan Asli Daerah Local Government Revenue
|
2 042 091 096
|
|||||||||||
1.1.1.
|
Pajak Daerah Local
Tax Revenue
|
1 813 341 219
|
|||||||||||
1.1.2
|
Retribusi Daerah Local Restribution
|
50 545 903
|
|||||||||||
1.1.3
|
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Local Government Coorporate Revenue and Separated Local Wealth
Management Revenue
|
76 701 656
|
|||||||||||
1.1.4
|
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Other Local
Government Legal Revenue
|
101 502 318
|
|||||||||||
1.2.
|
Dana Perimbangan Balancing
Funds
|
908 371 147
|
|||||||||||
1.2.1
|
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Tax
Share and Non Tax Share
|
180 266 157
|
|||||||||||
1.2.2.
|
Dana Alokasi Umum General Alocation
Funds
|
694 079 080
|
|||||||||||
1.2.3.
|
Dana Alokasi Khusus Special Alocation
Funds
|
34 025 910
|
|||||||||||
1.3.
|
Lain-lain Pendapatan yang Sah Other Legal Revenue
|
682 671 342
|
Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Bali
Pendapatan
Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak
daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain – lain, pendapatan daerah yang sah, yang bertujuan untuk
memberi keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam rangka
pelaksanaan otonomi daerah. Dalam Perda Provinsi Bali Nomor 14 Tahun 2009
tentang perubahan atas Perda Provinsi Bali Nomor 7 Tahun 2009 tentang APBD
Tahun 2009 tertera bahwa Provinsi Bali
memiliki beberapa sumber PAD bagi sumber pendapatan daerah, yaitu :
1.
Pajak Daerah yang dikelola provinsi Rp
1.813.341.219
2.
Retribusi daerah Rp
50.545.903
3.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan. Rp 76.701.656
4.
Lain – Lain Pendapatn Asli Daerah yang Sah. Rp 101.502.318
Struktur
perekonomian Bali sangat spesifik dan mempunyai karateristik tersendiri
dibandingkan dengan propinsi lainnya di Indonesia. Spesifik perekonomian Bali
itu dibangun dengan mengandalkan industri pariwisata sebagai leading sector,
telah mampu mendorong terjadinya suatu perubahan struktur.
PENGELUARAN TERBESAR
Uraian / Description
|
Besarnya / Amount (Rp)
|
|||||||||
(1)
|
(2)
|
|||||||||
II.
|
Belanja DaerahExpenditure
of Local Government
|
3 562 732 997
|
||||||||
2.1.
|
Belanja Tidak Langsung / Undirect Purchase
|
2 430 673 383
|
||||||||
2.1.1
|
Belanja Pegawai / Expenditure for Government
Official
|
581 866 718
|
||||||||
2.1.2
|
Belanja Bunga / Interest Expenditures
|
0
|
||||||||
2.1.3
|
Belanja Subsidi / Subsidy Expenditures
|
3 594 375
|
||||||||
2.1.4
|
Belanja Hibah / Grants
|
798 197 589
|
||||||||
2.1.5
|
Belanja Bantuan Sosial / Social Expenditures
|
25 229 500
|
||||||||
2.1.6
|
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa
Expense of Sharing holder to Province/Regency/City and Village
Government
|
833 781 100
|
||||||||
2.1.7
|
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Financial Aid
to Province/Regency/City and Village Government
|
180 142 797
|
||||||||
2.1.8
|
Belanja Tidak Terduga / Unpredicted Purchase
|
7 861 304
|
||||||||
2.2.
|
Belanja Langsung / Direct
Purchase
|
1 132 059 614
|
||||||||
2.2.1
|
Belanja Pegawai / Expenditure for Government
Official
|
39 820 073
|
||||||||
2.2.2
|
Belanja Barang dan Jasa / Expenditure for Capital
|
748 605 554
|
||||||||
2.2.3
|
Belanja Modal / Capital Expenditure
|
343 633 987
|
||||||||
berlanjut / continued . .
.
|
||||||||||
Uraian / Description
|
Besarnya / Amount (Rp)
|
|||||||||
(1)
|
(2)
|
|||||||||
III.
|
Pembiayaan Pemerintah Daerah Local Governmental Finance
|
787 311 641
|
||||||||
3.1.
|
Penerimaan Pembiayaan Daerah Local
Governmental Revenue
|
787 311 641
|
||||||||
3.1.1
|
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya / Surplus of Budgetary calculation in the Previous Year
|
702 838 913
|
||||||||
3.1.2
|
Pencairan Dana Cadangan / Reverse Fund Liquidity
|
84 472 728
|
||||||||
3.1.3
|
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Output of Separated Local Governmental Wealthy
|
0
|
||||||||
3.1.4
|
Penerimaan Pinjaman Daerah / Local Loan Revenue
|
0
|
||||||||
3.1.5
|
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Local Loan Revenue
|
0
|
||||||||
3.1.6
|
Penerimaan Piutang Daerah / Local Return Revenue
|
0
|
||||||||
3.2.
|
Pengeluaran Pembiayaan Daerah Local Governmental Expenditures
|
0
|
||||||||
3.2.1
|
Pembentukan Dana Cadangan / Formed Reserve Fund
|
0
|
||||||||
3.2.2
|
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Local Governmental Capital
Sharing
|
0
|
||||||||
3.2.3
|
Pembayaran Pokok Hutang / Debt Payment
|
0
|
||||||||
3.2.4
|
Pembiayaan Pinjaman Daerah
Local Loan Expenditures
|
0
|
||||||||
3.3.
|
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Surplus
of Budgetary Expenditure in Current Year
|
857 712 229
|
||||||||
Sumber : BPS Provinsi Bali
|
||||||||||
Source
: BPS - Statistics of Bali
Province[6]
|
Pengeluaran
terbesar pada APBD Kota Denpasar pada tahun 2012 terletak pada Belanja Daerah
Tidak langsung yakni sebesar Rp 2.430.673.383. Dimana hasil akhir dari
keseluruhan belanja daerahnya mencapai Rp3.562.732.997. Potensi pemicu borosnya
pengeluaran pada belanja daerah tidak langsung terletak pada Belanja Bagi Hasil
Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa.
ANALISIS APBD TAHUN 2010 DENGAN TAHUN 2009
Ekonomi
Bali tahun 2010 mencapai Rp. 66,69 trilyun atau meningkat sebesar 10,61% jika
dibandingkan tahun 2009 yang mencapai Rp. 60,29 trilyun. Ekonomi Bali masih
didominasi oleh sektor perdagangan, hotel & restoran sebesar 30,01% disusul
sektor pertanian (18,14%) dan kemudian sektor jasa-jasa sebesar 14,27%. Laju
pertumbuhan ekonomi (LPE) Bali tahun 2010 mencapai 5,83% lebih besar jika
dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 5,33%. Untuk pertumbuhan menurut sektor,
maka sektor pertambangan dan penggalian sebesar 19,43% disusul sektor jasa-jasa
sebesar 8,60% dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 7,47%.
PDRB per kapita Bali tahun 2010 mencapai Rp. 17,08 juta atau meningkat 0,59%
jika dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp.
14,98 juta.
Ekonomi
Bali dilihat dari sisi penggunaan maka kontribusi ekspor tahun 2010 mencapai
99,52%, impor (97,26%) dan konsumsi rumahtangga sebesar 58,86%. Kontribusi
investasi yang terwakili dengan pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada tahun
2010 sebesar 27,32% lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2009 yang mencapai
23,17%. Sementara itu, untuk konsumsi pemerintah kontribusinya mencapai 12,03%
pada tahun 2010 sedangkan pada tahun 2009 mencapai 10,94%.
Bila
dilihat perbandingan antar kabupaten/kota se Bali, maka pertumbuhan ekonomi
tertinggi pada tahun 2009 dicapai oleh Kota Denpasar sebesar 6,53% disusul
Kabupaten Badung sebesar 6,39% dan Kabupaten Gianyar sebesar 5,93%. PDRB per kapita Kabupaten Badung merupakan
PDRB per kapita tertinggi pada tahun 2009 sebesar Rp. 30,35 juta sedangkan
untuk Kabupaten Karangasem sebesar Rp. 9,48 juta merupakan PDRBper kapita
terendah. Total anggaran pembangunan Bali tahun 2010 mencapai Rp. 8,21 trilyun
menurun sebesar 2,66% jika dibandingkan tahun 2009 yang mencapai
Rp. 8,44 trilyun. Bila dilihat dari sumber dananya maka anggaran pembangunan
Bali maka porsi dari APBN yang mencapai
Rp. 5,25 triyun disusul APBD kabupaten/kota sebesar Rp. 2,30 triyun dan
terakhir APBD Provinsi sebesar Rp. 0,67 trilyun.Anggaran Provinsi Bali tahun
2010 yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK)
mencapai Rp. 3,88 triyun atau menurun sebesar 6,1% jika dibandingkan tahun 2009
yang mencapai Rp. 4,14 trilyun. Perhitungan APBD Provinsi Bali bila
diperbandingkan antara anggaran induk dengan anggaran perubahan, maka anggaran
pendapatan mengalami penambahan sebesarRp. 103,77 milyar yang diikuti dengan
penambahan biaya belanja menjadi Rp. 280,0 milyar sehingga terjadi defisit
anggaran sebesar minus Rp. 176,23 milyar.
Pada
tahun 2010, belanja tidak langsung
Provinsi Bali mencapai Rp. 1,72 triyun atau 72,05% dari
total APBD Provinsi Bali yang mencapai Rp. 2,39 trilyun. Bila diperbandingkan
dengan tahun 2009, maka belanja tidak langsung APBD Provinsi Bali 2010
mengalami peningkatan secara persentase. Kabupaten Badung memiliki pendapatan
tertinggi untuk kabupaten/Kota se Bali sedangkan untuk Kabupaten Klungkung
merupakan kabupaten dengan pendapatan terendah. Pada tahun 2010, pendapatan
Kabupaten Badung mencapai Rp. 1,352 trilyun sedangkan untuk Kabupaten Klungkung
sebesar Rp. 0,449 trilyun.
DAFTAR PUSTAKA
_______________,
Data BPS Provinsi Bali
Kuncoro,Mudrajat.2004.Otonomi&Pembangunan Daerah.Jakarta:Erlangga
I
Komang Juliarta,I Gusti Ngurah Wairocana,I Nengah Suharta. PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DENPASAR TERHADAP PENJABARAN
PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG APBD. Bagian Hukum Administrasi Negara
Fakultas Hukum Universitas Udayana (http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/download/5076/3861,
Diakses pada 24 Oktober 2013 pukul 07:48 WIB)
Tesis
Unud Kajian Pustaka bab II (http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-202-babii.pdf,
Diakses pada 24 Oktober 2013 pukul 09:01 WIB)
ftp://ftp1.perbendaharaan.go.id/files/KFR/2013/Triwulan%20I/KFR%20Bali%20Triwulan%20I%202013.pdf diakses pada 26 Oktober 2013 pukul 11:00 WIB
http://datakesra.menkokesra.go.id/sites/default/files/prov_bali/Create%20Prov%20Bali%20-%20Data%20Kesra/ANALISIS%20PER%20SUB%20BIDANG%202011.docx
Diakses pada 26 Oktober 2013 pukul 11:11 WIB
http://baliforall.blogspot.com/2008_09_01_archive.html
Diakses pada 26 Oktober 2013 pukul 11:05 WIB
http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=68767
diakses pada 26 Oktober 2013 pukul 18:40 WIB
http://metrobali.com/?p=22322
diakses pada tanggal 26 oktober 2013 pada pukul 18:43 WIB
[1]http://metrobali.com/?p=22322
diakses pada tanggal 26 oktober 2013 pada pukul 18:43 WIB
[3]I Komang Juliarta,I Gusti Ngurah Wairocana,I Nengah Suharta. PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KOTA DENPASAR TERHADAP PENJABARAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG APBD
[4] Dikutip dari artikel “Jatah tahunan APBD Potensi Picu konflik Adat”http://www.balinews.com
[5]Kuncoro,Mudrajat.2004.Otonomi&Pembangunan
Daerah.Jakarta:Erlangga. Hal 28
[6] APBD Provinsi Bali tahun 2012
Ia luar biasa apabila saya fikir semuanya telah selesai dengan saya, nama saya susan garcia, dari phillipine, Mrs. Karina Rolanda datang untuk menyelamatkan saya hidup saya. Saya sangat terhutang budi kepada orang-orang yang saya meminjam dari geng memerangi saya dan kemudian menangkap saya akibat hutang saya. ditahan selama berbulan-bulan masa tangguh diberikan kepada saya apabila saya dipulangkan dan dibebaskan untuk pergi dan membuat wang untuk membayar semua hutang yang saya terima jadi saya diberitahu bahawa ada pemberi pinjaman sah secara online jadi saya harus mencari melalui blog yang saya ditipu sebelum tetapi apabila saya menemui SYARIKAT KARINA ROLAND LOAN, Tuhan mengarahkan saya untuk iklannya di blog kerana tarikan saya untuk itu benar-benar satu keajaiban mungkin kerana Tuhan telah melihat bahawa saya mempunyai banyak penderitaan itulah sebabnya dia mengarahkan saya kepadanya. Oleh itu saya memohon dengan penuh semangat selepas beberapa jam pinjaman saya diluluskan oleh Lembaga dan dalam masa 24 jam saya telah dikreditkan dengan jumlah yang tepat yang saya maksudkan untuk semua ini tanpa jaminan tambahan Pinjaman Peribadi ketika saya bercakap dengan anda sekarang saya boleh jelaskan semua hutang saya dan sekarang saya mempunyai supermarket sendiri, saya tidak memerlukan bantuan orang lain sebelum saya makan atau mengambil pembiayaan, apa jua keputusan saya tidak mempunyai urusan dengan Polis, saya kini wanita yang bebas. Anda ingin mengalami kemerdekaan kewangan seperti saya, sila hubungi Ibu menerusi e-mel syarikat: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau whatsapp +15857083478 Anda tidak boleh membahaskan fakta bahawa dalam kesulitan dunia ini anda memerlukan seseorang untuk membantu anda mengatasi kewangan perolehan dalam hidup dalam satu cara atau lain, jadi saya memberi anda mandat untuk mencuba dan menghubungi Puan Karina Roland di alamat di atas supaya anda dapat mengatasi kemelesetan kewangan dalam hidup anda. Anda boleh menghubungi saya melalui e-mel berikut: (garciasusan113@gmail.com)) Sentiasa menjadi positif dengan Puan KARINA ROLAND dia akan melihat anda melalui semua cabaran kewangan anda dan kemudian memberikan anda pandangan kewangan dan kebebasan baru untuk mengatasi semua kebimbangan anda.
ReplyDeleteHai semuanya, Nama saya Angga Annisa dan saya berbicara sebagai orang yang paling bahagia di seluruh dunia hari ini sebelum sekarang saya secara finansial dipukul tanpa harapan akan bantuan apa pun, tetapi ceritanya akan segera berubah ketika saya bertemu dengan Ibu. Saya sangat senang untuk mengatakan keluarga saya kembali untuk selamanya karena saya membutuhkan pinjaman sebesar Rp.700juta untuk memulai hidup saya di sekitar karena profesi saya karena saya seorang ibu tunggal dengan 3 anak dan seluruh dunia tampak seperti itu tergantung pada saya sampai Tuhan mengirim saya kepada sebuah perusahaan yang mengubah hidup saya dan keluarga saya, perusahaan yang takut akan Tuhan, ISKANDAR LENDERS, mereka adalah Juruselamat Tuhan yang dikirim untuk menyelamatkan keluarga saya dan pada awalnya saya pikir itu tidak akan mungkin sampai saya mendapat pinjaman sebesar Rp.700 juta dan saya akan menyarankan siapa pun yang benar-benar membutuhkan pinjaman untuk menghubungi Bunda Iskandar melalui email. [iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com] karena ini adalah pemberi pinjaman yang paling memahami dan baik
ReplyDeleteContact Details:
e_mail Address:iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com>>>>
WhatsApp:::+6282274045059
Company::Iskandar Lenders"""""
Loan Amount:::Rp.700juta
Name:::::Angga Annisa
Country::::Indonesia
Occupation:Trader
Year:April,2020
Jumlah minimum>>>>>>Rp.100 juta
Jumlah maksimum>>>>>Rp.100 miliar