REVIEW TEORI MODERNIS
|
PENDAHULUAN
Modernisasi
merupakan suatu proses atau upaya yang berusaha menyamai standar yang dianggap
modern oleh rakyat maupun elit penguasa[1]. Konsep
Modernisasi lahir sebagai produk sejarah dari tiga peristiwa penting setelah
Perang Dunia II. Pertama, muncul Amerika
Serikat sebagai kekuatan dominan dunia sejak pelaksanaan Marshall Plan.
Sehingga modernisasi disebut juga suatu proses Amerikanisasi dan Eropanisasi[2].
Kedua, terjadinya pelaksanaan perluasan gerakan komunis sedunia. Ketiga, lahir
negara-negara merdeka baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Asumsi
Teori Modernisasi berasal dari konsep-konsep yang diturunkan dari teori evolusi
yang pada dasarnya merupakan gerakan searah, linear, progresif, dan
perlahan-lahan dari tahapan primitif ke yang lebih maju dan membuat berbagai
masyarakat memiliki struktur. Kajian dari teori Modernisasi dikategorikan
sebagai aliran pemikiran tersendiri. Karena sejak awal perumusannya dilakukan
secara sadar dalam mencari sesuatu bentuk teori yang didalamnya mengkaji suatu
persoalan tentang pembangunan negara-negara Dunia Ketiga. Teori Modernisasi pun
mampu menurunkan berbagai implikasi kebijaksanaan pembangunan yang perlu
diikuti negara Dunia Ketiga dalam usaha memodernisasikan dirinya.
REVIEW
Pendekatan
Modernis merupakan teori pembangunan yang paling klasik atau awal. Dalam
prosesnya dilakukan secara bertahap yakni dari perubahan yang kurang baik
menuju yang lebih baik lagi untuk individu maupun kelompok masyarakat. Konsep
Modernis berawal dari Ekonomi Liberal dan juga terdapat suatu hegemoni yang
berarti menguasai suatu negara atas negara lain, namun yang dikuasai secara
tidak langsung tidak melakukan perlawanan. Pada intinya modernisasi itu “baik
secara universal”.
Sejarah
lahirnya teori ini berawal dari kemenangan sekutu yakni Amerika Serikat dan
Inggris dalam Perang Dunia II. Hal ini
mengakibatkan Amerika Serikat muncul sebagai negara yang memiliki kekuatan
dominan. Sehingga Modernisasi pun sering disebut sebagai proses Amerikanisasi
sejak pelaksanaan Marshall Plan yang diperlukan untuk membangun kembali
negara-negara Eropa Barat yang mulai melemah setelah mengalami kekalahan dalam
Perang Dunia II.
Aliran
pemikiran modernisasi secara sadar mencari sesuatu bentuk teori untuk
menjelaskan persoalan mengenai pembangunan negara-negara dunia ketiga. Berawal
dari warisan pemikiran teori
Fungsionalisme dan teori Evolusi terbukti mampu menjelaskan tentang masa
peralihan masyarakat tradisional menuju masyarakat modern di negara Eropa
Barat. Selain itu juga mampu mengarahkan tentang cara-cara yang dapat ditempuh
negara Dunia Ketiga untuk memodernisasikan dirinya.
Teori
Modernisasi dikenal sebagai teori yang berdasarkan atas mahzab fungsionalisme
dan Diferensiasi Struktural (Corporation). Dalam fungsionalisme, Talcot Parsons
menganalogikan masyarakat sebagai makhluk biologis. Sedangkan menurut Smelser
dalam diferensiasi struktural mengartikulasikan kepentingan masyarakat
sebagai proses terbentuknya
struktur-struktur untuk kepentingan yang berbeda dengan cara memberikan
saluran-saluran pendanaan. Menurut Rostow ada lima tahapan pembangunan ekonomi
(repelita) . Yakni berawal dari masyarakat tradisional dan berakhir pada tahap
masyarakat yang tingkat konsumsinya tinggi. Dan proses perubahannya terjadi menurut
tahap yang berurutan dan tidak ada tahapan yang dilompati. Sedangkan menurut
Colman pembangunan Dunia Ketiga dapat dilakukan dengan cara pembangunan politik
yang berkeadilan yakni melalui proses diferensiasi struktur politik yang
mengarah pada etos keadilan dengan tujuan akhir pada penguatan kapasitas sistem
politik.
KRITIK/PENDAPAT/KONTEKSTUALISASI
Saya
kurang setuju dengan adanya teori modernisasi karena teori ini telah
memunculkan masyarakat dunia ke dalam tiga dunia yang berbeda yakni Dunia pertama masyarakat industri maju
yang meliputi Eropa Barat, Dunia Kedua
masyarakat sosialis totaliter yang didominasi Uni Soviyet, dan Dunia Ketiga masyarakat yang terbelakang
dan tenggelam dalam era agraris dan pra industri. Jeleknya teori ini karena
lebih memfokuskan kepada perbedaan antara negara dunia pertama dengan negara
dunia ketiga. Sementara teori konvergensi dan teori transisi masyarakat post
komunis yang muncul baru-baru ini lebih memusatkan pengkajian pada perbedaan
dunia pertama dengan dunia kedua. Jadi dalam implementasi pembangunannya tidak
akan terjadi ketimpangan yang terlalu signifikan seperti yang terbahas dalam
teori modernisasi. Karena menurut saya modernisasi hanya akan mengakibatkan
terciptanya suatu masyarakat dunia, atas negara pusat (inti) yang terdiri dari
negara maju dan negara pinggiran (periphery) yang terdiri dari negara
terbelakang. Dengan demikian negara pinggiran harus mengikuti negara inti jika
ingin berkembang menjadi negara modern. Karena pada dasarnya modernisasi
identik dengan Westernisasi/Amerikanisasi. Dan dengan adanya modernisasi hanya
akan menimbulkan nilai-nilai kebudayaaan negara dunia ketiga hilang karena
tergerus oleh pengaruh dari modernisasi itu sendiri.
Menurut
pendapat saya, Teori modernisasi ini
lebih memiliki kecenderungan untuk melakukan suatu analisis yang abstrak
dan tanpa penjelasan tentang sejarah yang benar-benar pasti menunjukkan negara
mana saja yang dimaksud dalam penjelasan teori ini. Dengan demikian kelemahan
teori ini yakni memiliki keterbatasan
dalam melakukan analisisnya. Selain itu teori ini juga beranggapan bahwa negara
dunia ketiga akan dapat mencapai suatu pembangunan ekonomi yang maju jika
negara dunia ketiga mau mengikuti jejak modernisasi yang dilakukan oleh bangsa
barat. Selain itu perkembangan masyarakat dalam teori ini akan ditandai oleh
perubahan struktur yang terkadang akan membawa pada suatu kondisi ketidak
seimbangan yang nantinya akan dapat terjadi pula suatu proses keseimbangan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Modernisasi
merupakan suatu proses perubahan yang
mencakup seluruh aspek-aspek kehidupan
dan juga suatu usaha sadar masyarakat yang pada dasarnya bertujuan untuk
mencapai standar kehidupan yang lebih tinggi. Dalam penerapannya modernisasi
juga sebagai proses Amerikanisasi/Westernisasi, yakni lebih condong untuk
mengikuti trend-trend bangsa Barat khususnya.
Teori
modernisasi didasarkan atas teori Fungsionalisme(Talcot Parson) dan Teori
Deferensiasi Struktural (Smelser). Menurut Rostow medernisasi merupakan Ekonomi
yang bertahap dan mempunyai lima tingkatan Repelita. Sedangkan menurut Colman
pembangunan Dunia Ketiga dapat dilakukan dengan cara pembangunan politik yang
berkeadilan.
SARAN
Hampir
seluruh negara di dunia pasti merasakan pengaruh dari modernisasi. Modernisasi
telah tumbuh dan berkembang dalam proses pembangunan negara-negara dunia ketiga
untuk menjadikan suatu negara modern dan mempunyai standar yang lebih tinggi.
Namun demikian, suatu proses perubahan pastilah ada dampak positif dan negatif
yang dihasilkan. Adanya dampak positif pasti akan sangat menguntungkan bagi suatu
negara yang menganut teori modernisasi tersebut. Lalu untuk mengatasi
dampak-dampak negatif yang mungkin akan ditimbulkan, seharusnya masyarakat
sendiri harus mampu menggunakan pola pikir mereka dalam menerima
pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh modernisasi itu sendiri. Dan sudah
selayaknya para orang tua mengenalkan identitas budaya mereka sendiri kepada
generasi muda agar generasi muda tahu bahwa kebudayaan mereka jauh lebih baik
dari kebudayaan bangsa barat. Dengan demikian jati diri bangsa tidak akan mudah
tergerus oleh arus modernisasi yang kian berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan.
Comments
Post a Comment