PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR INDONESIA

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki ribuan pulau dengan jutaan masyarakat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Banyaknya jumlah penduduk yang selalu meningkat setiap tahun seringkali tidak diimbangi dengan pemerataan pembangunan infrastruktur yang memadai. Akibatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dinilai masih rendah.

Pada hakikatnya pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek vital dalam percepatan pembangunan nasional dan sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Laju pertumbuhan perekonomian sebuah negara tentu berkorelasi dengan adanya pembangunan infrastruktur pendukung seperti transportasi, listrik, dan yang tak kalah pentingnya adalah ketersediaan air bersih. Oleh karena itu pembangunan sektor infrastruktur seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih demi terwujudnya pertumbuhan perekonomian di masa mendatang.

Salah satu pengeluaran pembangunan terbesar bagi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat adalah pengeluaran untuk pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, pada pelaksanaannya tentu harus menerapkan azas transparansi, akuntabilitas, dan berkeadilan serta harus dilakukan dengan hati-hati. Dengan demikian harapan besar pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi dan ekspor dapat terwujud sehingga berdampak positif pada kemakmuran rakyat Indonesia.

Minimnya distribusi pembangunan infrastruktur berakibat pada ketimpangan pembangunan kota dan desa. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pembangunan infrastruktur perkotaan jauh lebih diprioritaskan mengingat kota adalah pusat kegiatan perekonomian. Hal inilah yang mengakibatkan banyak penduduk desa yang memilih untuk melakukan urbanisasi alih-alih untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Padahal desa sebagai basis kehidupan dan penghidupan mayoritas penduduk Indonesia seharusnya mendapatkan perhatian lebih dalam pembangunan Infrastruktur.
  • Perbaikan akses transportasi

Sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, transportasi memegang peranan yang sangat penting. Keberadaan transportasi tidak hanya menunjang kegiatan perekonomian saja melainkan juga untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses pendidikan dan kesehatan. Dalam hal ini perbaikan transportasi dapat berupa pembangunan akses jalan raya, jembatan penyebrangan, serta ketersediaan angkutan umum yang memadai.

Perbaikan sarana trasportasi di Indonesia saat ini dapat dikatakan mulai tersebar di beberapa daerah. Meskipun realita menunjukkan masih banyak ketimpangan pembangunan akses transportasi antara desa dan kota. Membangun kota memang penting untuk menunjukkan wajah dan identitas daerah. Namun perlu diperhatikan bahwa wilayah sebuah daerah tidak hanya terdiri dari perkotaan saja tetapi juga pedesaan dengan kondisi infrastruktur yang rusak parah. Hal ini menjadi kewajiban bagi pemimpin daerah dalam mengalokasikan dana pembangunan secara adil dan merata untuk menciptakan kesejahteraan warganya.
Rusaknya jalan lintas Kalimantan
Komitmen Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari pinggiran nampaknya sudah terbukti dengan mulai banyaknya pembangunan jalan di daerah perbatasan. Wilayah perbatasan kini dijadikan sebagai beranda negara. Harapan dari pembangunan tersebut agar warga negara asing yang berkunjung ke daerah perbatasan mengetahui bahwa negara Indonesia adalah negara yang besar dan kaya raya. Sehingga pandangan masyarakat terhadap pembangunan yang hanya dipusatkan di Jawa (Javasentris) perlahan akan memudar karena saat ini pembangunan tengah gencar dilakukan di Kalimantan, NTT, dan Papua.

  • Akses listrik belum merata
Pembangunan infrastruktur diperlukan untuk mendapatkan daya dukung ketersediaan energi. Tidak dapat disangkal bahwa listrik merupakan sumber kebutuhan utama bagi bangsa Indonesia. Seluruh kegiatan baik yang berhubungan dengan perekonomian, pendidikan, kesehatan, ataupun kegiatan yang lainnya pasti membutuhkan energi listrik. Dampak sistemik penyediaan energi listrik yaitu pertumbuhan dan perkembangan usaha skala kecil dan menengah akan semakin baik di berbagai wilayah. Bisa dibayangkan bahwa ketika roda perekonomian negara berjalan tanpa adanya listrik maka secara otomatis akan macet. Hal ini dikarenakan sebagian besar pabrik dan industri berskala besar bergantung pada energi listrik. Sama halnya ketika dunia pendidikan yang merupakan ruang bagi bangsa Indonesia untuk menimba ilmu tidak menggunakan listrik, maka tidak menutup kemungkinan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut akan berjalan lambat karena tidak adanya akses listrik berarti tidak ada pula akses internet yang sangat berperan penting dalam telekomunikasi.
Di tahun 2016, sekitar 50 persen atau separuh desa terutama yang berada di kawasan Indonesia timur masih belum teraliri jaringan listrik. Kondisi belum meratanya akses listrik dikarenakan masih terbatasnya kapasitas pembangkit listrik yang belum menjangkau seluruh wilayah. Persoalan tersebut dapat diatasi oleh pemerintah melalui program Indonesia Terang yang dilakukan untuk memenuhi target peningkatan rasio elektrifikasi nasional dari 85 persen pada tahun 2015 menjadi 97 persen pada tahun 2019 mendatang. Berdasarkan pernyataan Ketua Satuan Tugas Program Indonesia Terang dalam koran TEMPO.CO tanggal 21 Mei 2016 bahwasanya dari 82.190 desa di Indonesia, sejumlah 43.352 desa masih belum dialiri listrik.
Seiring berjalannya waktu, kemudahan akses listrik di tanah air terus membaik. Berdasarkan survei bank dunia pada tahun 2016 di Jakarta dan Surabaya menunjukkan kemudahan mendapatkan sambungan listrik yaitu berada di peringkat 46 dari 189 negara. Meskipun peringkat Indonesia naik, tetapi peringkat kemudahan mendapatkan akses listrik Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya.

Akses listrik terus membaik

Pentingnya Ketersediaan Air Bersih

Ketersediaan air bersih mutlak diperlukan guna menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Tidak hanya manusia saja melainkan hewan dan tumbuhan juga membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Masalah ketersediaan air bersih nampaknya menjadi persoalan klasik yang tak kunjung selesai di Indonesia. Sumber daya air bersih untuk minum seharusnya dapat dinikmati dengan mudah oleh masyarakat pada kenyataannya kini makin sulit ditemui bahkan mahal harganya.

Penurununan ketersediaan air bersih terjadi di berbagai daerah di Indonesia termasuk Jakarta, Yogyakarta, Nusa Tenggara, dan Papua. Krisis air bersih terjadi akibat penurunan kualitas sumber air. Endapan sampah yang terjadi mulai hulu sungai membuat terhambatnya aliran air yang ada. Tidak hanya itu , kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh perubahan iklim yang tidak menentu.
krisis air bersih



Hasil kajian UNICEF terkait dengan ketersediaan air bersih di Indonesia tahun 2012 mengungkapkan bahwa sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak aman berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia dan merupakan penyebab utama kematian anak berusia di bawah lima tahun. Peran penting kebersihan sering diabaikan oleh masyarakat. Sementara pada tahun 2015 diketahui bahwa sebesar 13% masyarakat Indonesia tidak memiliki akses ke sumber air. Dampaknya sejumlah 51 juta penduduk Indonesia masih buang air sembarangan.


Sumber: UNICEF INDONESIA,2015
Sebagaimana yang terungkap pada data UNICEF INDONESIA tahun 2015 tersebut, Papua menduduki presentase buang air besar sembarangan tertinggi sebesar 37,6%, NTT sebesar 18.2%, dan Jawa Timur sebesar 18,2%. Tingginya prosentase buang air besar sembarangan disebabkan tidak semua masyarakat mempunyai WC di rumahnya sehingga terpaksa membuang air besar di sungai bahkan kebun dan hutan. Hal ini diperparah dengan belum siapnya negara dan pemerintah memenuhi kebutuhan air bagi seluruh rakyat hingga saat ini.
Ancaman serius krisis air bersih


Di daerah kumuh perkotaan sanitasi seringkali menjadi permasalahan utama yang seringkali disebabkan oleh praktik kebersihan yang buruk, kepadatan penduduk yang berlebihan, serta air yang terkontaminasi sehingga menciptakan kondisi yang tidak sehat. Minimnya pendidikan keluarga miskin cenderung melakukan praktik kebersihan yang buruk. Akibatnya penyebaran penyakit dan resiko kematian anak kian meningkat.


Di daerah kumuh perkotaan sanitasi seringkali menjadi permasalahan utama yang seringkali disebabkan oleh praktik kebersihan yang buruk, kepadatan penduduk yang berlebihan, serta air yang terkontaminasi sehingga menciptakan kondisi yang tidak sehat. Minimnya pendidikan keluarga miskin cenderung melakukan praktik kebersihan yang buruk. Akibatnya penyebaran penyakit dan resiko kematian anak kian meningkat.
  • Harapan
Sebagai generasi muda, kami sangat berharap pemerintah melakukan pembangunan infrastruktur yang adil, merata, dan berkelanjutan. Sebagaimana bunyi sila kelima Pancasila yakni “Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dalam konteks ini pemerintah harus memberikan prioritas pembangunan yang seimbang baik desa, kota, ataupun daerah pinggiran. Selain itu pembangunan juga harus dilakukan dengan mengacu pada konsep pembangunan berkelanjutan. Konsep ini menekankan adanya pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan untuk generasi masa mendatang. Dengan demikian konsep pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan dapat terwujud demi kesejahteraan bangsa Indonesia.
  • Solusi
1. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil untuk melakukan perbaikan infrastruktur seperti transportasi dan ketersediaan akses listrik. Pemerintah selaku pemilik otoritas penyusunan kebijakan harus mampu membaca keadaan dimana pembangunan yang perlu diprioritaskan terlebih dahulu. Begitupun pihak swasta selaku pelaku utama dalam pembangunan seharusnya membantu kelancaran pembangunan dengan menjalankan tugas dan fungsinya secara maksimal. Sedangkan masyarakat sipil selaku pengguna hasil kebijakan pemerintah harus mendukung dan mengawasi jalannya program pemerintah tersebut. Dengan adanya kerjasama aktor-aktor governance maka akan mempermudah implementasi program perbaikan infrastruktur baik di bidang transportasi maupun ketersediaan akses listrik.

2. Diperlukan investasi yang lebih banyak di sektor penyediaan air bersih dan sanitasi.  Tak kalah pentingnya, kementerian dan lembaga yang terlibat dalam sektor air bersih dan sanitasi memerlukan koordinasi yang lebih kuat. Selain itu juga, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran dan perilaku kebersihan mereka.
  • Saran
  1. Bagi pemerintah seharusnya memperhatikan detail kebijakan yang diambil agar tidak merugikan masyarakat. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan harus adil, merata, dan berkelanjutan. Terkait dengan kendala pembangunan di daerah perbatasan, menurut saya tidak mengapa walaupun sedikit terlambat asalkan pembangunan tidak hanya terpusat di ibukota saja.
  2. Bagi masyarakat Indonesia, sebagai bangsa yang besar kita harus bijak dalam memanfaatkan infrastruktur yang diberikan oleh pemerintah. Menjaga infrastruktur sebenarnya dapat dilakukan melalui hal-hal yang kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan dan menanamkan sejak dini kepada anak-anak tentang dampak dari hal tersebut. Sebagai perumpamaan, membuang sampah sembarangan tentu akan membuat selokan mampet, air tidak bisa mengalir sehingga akhirnya terjadilah banjir. Ketika banjir terjadi otomatis akan berpengaruh pada kondisi jalan, jembatan, bahkan sulit untuk mendapatkan air bersih. Selain itu banjir juga dapat melumpuhkan kegiatan perekonomian dan pendidikan. Lebih parahnya banjir tentu akan mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit seperti diare. Oleh karena itu, penting kiranya menjaga kelestarian lingkungan untuk menghindari dampak-dampak negatif yang disebabkan oleh suatu hal yang awalnya dianggap sepele atau tidak penting.
  • Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi untuk menjembatani pemerintah dengan masyarakat dapat dilakukan melalui platform online khususnya media sosial yang memiliki potensi untuk meningkatkan kesadaran serta memicu perubahan besar dengan melibatkan generasi muda bangsa Indonesia. Seperti yang pernah dikatakan oleh Bung Karno “Berilah aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.” Pesan penting yang dapat kita ambil yaitu masa depan bangsa berada di tangan generasi muda. Sebagai generasi bangsa yang cerdas kita memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam membangun Indonesia. Oleh karena itu, memanfaatkan teknologi dan informasi dengan tepat merupakan kewajiban kita semua untuk membantu pemerintah dalam mensukseskan program-programnya.



Comments

Popular posts from this blog

REVIEW TEORI MODERNIS

Review Swiss Paris Lotion (SPL)

REVIEW BEDAK PADAT MARCKS- Marcks Teens Compact Powder