Air Mata Itu Menetes Lagi
Allahu akbar...Allahu Akbar.. Waalillahil hamdu..
Malam ini tepat diujung bulan Ramadhan, takbir terus berkumandang untuk menyambut hari yang fitri. Gema suara takbir tak hentinya mendengung diseluruh pelosok desaku. Bersama dentuman mercon dan kembang api, suasana takbir keliling semakin ramai nan meriah. Diiringi tari jaranan dan bantengan yang diarak mengelilingi desaku membuat semua warga keluar dari rumah demi menyaksikan kemeriahan menyambut hari kemenangan.
Namun yang sangat ku sayangkan adalah ketika remaja desa yang menggelar konvoi membuat suasana yang awalnya meriah dan khusyu malah terkesan anarkis karena saling mengadu knalpot. greng...greng..ngrweeeng.. yahh kurang lebih mungkin seperti itulah bunyinya. Melihat suasana tersebut, Krisna, adikku yang baru saja beranjak remaja dan baru saja bisa mengendarai motor tak ingin kalah dengan remaja lainnya. Dia berontak minta izin kepada Ayah dan Ibu agar diperbolehkan ikut konvoi dengan membawa motor sendiri. Aku adalah orang pertama yang menolak izin adikku satu-satunya itu meskipun ia tak meminta izin padaku. Kemudian diikuti oleh Ibu dan Ayah yang tidak pula memberikan izin. Alhasil Krisna pun ngambek!! betapa tidak kami melarang dia membawa motor, dia masih kecil dan jalanan terlihat sangat ramai nan riuh. Lebaran sudah didepan mata, kami takut jika akan terjadi suatu hal yang tidak diinginkan pada Krisna di malam takbir yang sangat meriah ini.
Krisna berlalu dengan muka yang terlihat sangat kesal. entah akhirnya dia pergi kemana,,,mungkin ke rumah temannya yang tak jauh dari musholla tempat kami melakukan shalat tarawih biasanya. Ibu yang sangat sayang sama Krisna terlihat sangat cemas dan akhirnya memutuskan mencarinya. Ketika bertemu di dekat musholla Krisna malah lari meninggalkan ibu dan ibu pun tak mampu mengejar langkah Krisna yang sangat cepat itu. Akhirnya ibu kembali ke rumah dengan air mata yang menetes di pipinya. Sungguh dalam hati kesal sekali aku sama adikku yang sangat nakal ini. Pengen rasanya kumarahi habis-habisan nanti kalau pulang!!!! Betapa tega si kecil yang baru saja menginjakkan kaki di sekolah menengah pertama sudah berani membuat ibu menangis karena tingkahnya!
Comments
Post a Comment