REVIEW TEORI DEPENDENSIA
|
PENDAHULUAN
Teori
Dependensi lebih menitikberatkan pada persoalan pembangunan negara Dunia Ketiga.
[1] Teori
ini berawal dari konsep Liberal atau yang sering disebut dengan Satanic Circle. Disamping itu lahirnya
teori ini dipengaruhi dan merupakan jawaban dari krisis teori Marxis Orthodoks (perjuangan
kelas, alienasi, nilai-lebih, ideologis, materialisme historis) dan menurunnya
kepercayaan terhadap teori modernisasi di Amerika Serikat. Teori ini dibagi menjadi
dua yakni dependensi klasik dan neo dependensi. Konsep dependensi juga dapat
dikatakan sebagai wakil dari “suara-suara negara pinggiran” untuk menentang
suatu hegemoni yang dilakukan oleh negara maju. Dos Santos menyatakan bahwa hubungan antara negara dominan dengan
negara tergantung merupakan hubungan yang tidak sederajat, karena pembangunan
di negara dominan terjadi atas biaya yang dibebankan pada negara tergantung.[2]
Asumsi
dasar Teori Dependensi sangat bervariasi karena ketergantungan dilihat sebagai
suatu gejala yang sangat umum bagi negara Dunia Ketiga. Selain itu juga
menggambarkan watak-watak umum keadaan ketergantungan di Dunia Ketiga sepanjang
sejarah perkembangan kapitalisme. Dalam mengatasi masalah pembangunan di negara
Dunia Ketiga dependensi lebih mengupayakan untuk mengurangi keterkaitan negara
pinggiran dengan negara sentral. Sehingga dapat mewujudkan suatu pembangunan
yang dinamis dan otonom meskipun dalam pencapaiannya memerlukan revolusi
sosialis.
REVIEW
Teori Dependensia terbagi menjadi
dua bagian yakni Dependensi Klasik dan Neodependensi. Lahirnya teori dependensi
merupakan warisan pemikiran dari teori Neo Marxis dan dipengaruhi oleh
menurunnya kepercayaan terhadap teori modernisasi. Teori dependensi
menitikberatkan pada persoalan keterbelakangan dalam bidang pembangunan negara
Dunia Ketiga. Negara-negara di dunia Ketiga diibaratkan sebagai negara satelit,
sedangkan negara maju diibaratkan sebagai negara pusat. Dalam konteks ini
negara pusat memberikan bantuan kepada negara satelit yang ingin dimajukan.
Sehingga hal tersebutlah yang mengakibatkan adanya ketergantungan negara
satelit dengan negara pusat.
Dependensi klasik mempunyai asumsi
dasar tentang keadaan ketergantungan yang dilihat sebagai suatu gejala yang
umum, kondisi yang disebabkan oleh faktor luar, masalah ekonomi, bagian
terpenting dari proses polarisasi regional ekonomi global, dan sebagai suatu
hal yang mutlak bertolak belakang dengan pembangunan. Sedangkan implikasi
kebijaksanaan dalam dependensi klasik menjelaskan bahwa suatu pembangunan tidak
harus dikatakan sebagai proses industrialisasi ataupun peningkatan output dan
produktivitas. Melainkan lebih tepatnya dapat diartikan sebagai peningkatan
standar hidup bagi setiap penduduk di negara Dunia Ketiga.
Sedangkan teori neo dependensi yang dicetuskan oleh Cardoso menggunakan isltilah
“ketergantungan” sebagai metode untuk menganalisa situasi konkret negara Dunia
Ketiga berdasarkan faktor intern dan ekstern. Teori ini mempunyai asumsi-asumsi
dasar sebagai berikut, yakni : situasi ketergantungan adalah suatu situasi yang
memilki batas ruang dan waktu sehingga selalu memiliki ciri yang unik dan khas
secara historis, faktor internal juga memiliki andil dalam melahirkan situasi
ketergantungan dan karenanya ketergantungan juga merupakan persoalan
sosial-politik sehingga bukan semata-mata sebagai suatu peresoalan ekonomi, situasi
ketergantungan tidak selamanya bertolak belakang dengan pembangunan. Ada
kemungkinan terjadinya koeksistensi antara ketergantungan dan pembangunan yang
dapat menciptakan situasi ketrgantungan yang lebih dinamis. [3]
KRITIK/PENDAPAT/KONTEKSTUALISASI
Kritik yang pantas untuk Teori Dependensi
ini yakni, teori ini memiliki kecenderungan untuk menganalisa dan menetapkan
persoalan-persoalan ketergantungan yang muncul di negara Dunia Ketiga secara
global namun mengabaikan faktor-faktor keunikan sejarah di masing-masing
negara yang mungkin saja justru menjadi faktor yang menentukan bentuk dan arah
pembangunan yang khas yang seharusnya diikuti oleh negara tersebut. Situasi
ketergantungan sendiri pada dasarnya tidak selalu membawa pada suatu
keterbelakangan. Sehingga ketergantungan dan pembangunan dapat terwujud secara
bersamaan untuk menuju suatu kemajuan. Kelemahan
dari teori ini yaitu terlalu menekankan faktor eksternal, menjadi ideologis
(utopis), tidak mampu menjelaskan fenomena Jepang, Singapura, Malaysia dan
Korea yang dapat maju akibat bekerjasama dengan negara-negara maju.
Saya lebih setuju dengan teori
dependensi daripada teori modernisasi. Karena menurut pendapat saya situasi
ketergantungan dalam teori dependensi ini tidak akan selamanya bertolak
belakang dengan pembangunan karena suatu saat bisa saja terjadi suatu keadaan yang
dapat menciptakan situasi ketergantungan yang lebih dinamis seperti situasi
ketergantungan yang dialami oleh propinsi-propinsi di Jepang . Dengan demikian,
adanya komunikasi yang baik maka tidak menutup kemungkinan dapat menciptakan
situasi ketergantungan yang dinamis antara negara pusat dengan negara
satelitnya . Sehingga masalah politik, sosial, ekonomi yang membuat negara
satelit paling miskin, terbelakang, dan tersubordinasi dapat segera
terselesaikan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Teori Dependensi merupakan warisan
pemikiran dari teori Neo Marxis, dipengaruhi oleh menurunnya kepercayaan
terhadap teori modernisasi, dan
menitikberatkan pada persoalan pembangunan negara Dunia Ketiga. Teori
ini dibagi menjadi dua yakni Dependensi Klasik dan Dependensi baru (neo
dependensi).
Menurut Dos Santos relasi yang
tidak seimbang akan menciptakan suatu ketergantungan dimana Negara Dunia Ketiga
tidak mampu mencapai posisi menguntungakan dalam interaksi dengan negara maju,
yang pada akhirnya menjadikan negara Dunia Ketiga mengalami keterbelakangan,
kesengsaraan dan termarginalkan. Sedangkan Cardoso melihat istilah ketergantungan
sebagai metode analisis situasi konkret negara Dunia Ketiga serta mempelajari
persoalan pembangunan sekaligus menguji kekuatan dominasi asing. Secara
keseluruhan Neo dependensi lebih canggih dibanding Dependensi Klasik, sehingga
neo dependensi masih digunakan untuk menguji persoalan pembangunan negara dunia
ketiga pada dekade terakhir ini.
SARAN
Untuk menghindari terjadinya
ketergantungan antara negara pusat dengan negara satelit, dapat diatasi dengan
cara mengembangkan potensi perekonomian suatu wilayah dengan memanfaatkan SDA
dan SDM yang ada. Dan solusi yang paling tepat adalah melepaskan diri dari
hubungan dengan negara maju (berdikari). Sehingga dapat sedikit demi sedikit
terhindar dari suatu ketergantungan yang pada akhirnya dapat pula menuju suatu
keterbelakangan. Dan dengan adanya komunikasi yang baik dapat pula menciptakan
situasi ketergantungan yang dinamis antara negara pusat dengan periperinya.
Sehingga masalah ekonomi , politik, sosial dapat segera diselesaikan.
contoh kasus dependensia know how dengan data kuantintatif contohnya apa yaa????
ReplyDelete